
Akuisisi Konglomerat Indonesia
Dailybusinesstalks.com, 23 Juli 2025 – Lanskap bisnis Indonesia kembali diwarnai geliat agresif para konglomerat kakap. Grup-grup raksasa seperti Grup Astra, Djarum, dan taipan Prajogo Pangestu kini berpacu dalam aksi akuisisi dan ekspansi bisnis. Ini menandai periode pertumbuhan dan diversifikasi yang intens. Manuver korporasi ini tidak hanya memperkuat posisi mereka di sektor tradisional. Mereka juga merambah ranah bisnis baru yang menjanjikan. Ini mencerminkan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan.
Grup Astra: Perluas Jejak di Sektor Logistik dan Properti
Grup Astra dikenal luas dominasinya di sektor otomotif dan alat berat. Namun, konglomerasi ini tidak berhenti di sana. Dalam beberapa waktu terakhir, Astra menunjukkan agresivitasnya. Mereka memperluas cakupan bisnis, khususnya ke sektor logistik dan properti industri.
Akuisisi Mega Manunggal Property (MMLP) / Akuisisi Konglomerat Indonesia
Salah satu langkah terbaru yang menjadi sorotan adalah rencana akuisisi signifikan. Entitas Grup Astra, PT Saka Industrial Arjaya, bakal mencaplok 83,67% saham emiten pergudangan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP). Kesepakatan ini ditandatangani pada 21 Juli 2025. Jika transaksi selesai, PT Saka Industrial Arjaya akan menjadi pengendali baru MMLP. Mereka juga akan meluncurkan penawaran tender wajib sesuai regulasi OJK.
Akuisisi MMLP ini merupakan langkah strategis Astra. Tujuannya:
- Diversifikasi Pendapatan: Mengurangi ketergantungan pada sektor otomotif. Sektor ini rentan fluktuasi. Astra menambah porsi recurring income (pendapatan berulang) dari bisnis properti logistik.
- Meningkatkan Efisiensi Logistik Nasional: Sektor pergudangan modern dan logistik adalah tulang punggung efisiensi rantai pasok. Dengan masuknya Astra, diharapkan ini berkontribusi pada peningkatan efisiensi logistik di Indonesia.
- Pengembangan Usaha dan Investasi: Akuisisi ini menegaskan komitmen Astra. Mereka terus mengembangkan portofolio bisnisnya. Mereka juga berinvestasi di sektor-sektor dengan prospek pertumbuhan kuat. Ini seiring dengan perkembangan e-commerce dan industri manufaktur.
Nilai estimasi 83,67% saham MMLP yang diakuisisi entitas Grup Astra ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 3,31 triliun. Ini mengacu pada kapitalisasi pasar MMLP. Langkah ini menunjukkan keseriusan Astra. Mereka memperkuat posisinya di sektor infrastruktur, industri, dan logistik.
BACA JUGA : Modal Bisnis Minimarket: Mitos Rp 10 Juta dan Realitasnya

Grup Djarum: Gurita Bisnis Lintas Sektor
Grup Djarum, konglomerat dari industri rokok kretek, telah lama dikenal. Mereka adalah salah satu pemain paling agresif dalam diversifikasi bisnis di Indonesia. Gurita bisnis mereka kini merambah berbagai sektor vital. Ini mulai dari perbankan, telekomunikasi, media, properti, hingga kini makanan dan teknologi informasi.
Diversifikasi Bisnis Melalui Akuisisi Akuisisi Konglomerat Indonesia
Grup Djarum secara konsisten menggunakan strategi akuisisi lintas sektor. Ini untuk menyebarkan risiko dan menemukan sumber pendapatan baru. Beberapa akuisisi signifikan Djarum baru-baru ini meliputi:
- Bakmi GM: Salah satu akuisisi menarik adalah masuknya Djarum ke sektor kuliner. Grup Djarum dikabarkan mengakuisisi 85% saham induk Bakmi GM, PT Griya Mie Sejati. Nilainya mencapai Rp 2 triliun hingga Rp 2,4 triliun. Langkah ini menunjukkan ekspansi Djarum ke sektor food & beverage yang punya potensi pasar besar di Indonesia.
- Saham Remala Abadi Tbk (DATA): Melalui anak usaha tidak langsungnya, PT Iforte Solusi Infotek (iForte), Grup Djarum resmi mengakuisisi 40% saham emiten menara telekomunikasi PT Remala Abadi Tbk (DATA). Aksi korporasi ini terjadi pada 30 April 2025. Senilai total Rp 535,7 miliar, ini memperkuat posisi Djarum di sektor infrastruktur digital dan telekomunikasi. Ini melengkapi kepemilikan mereka di PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yang juga di bawah kendali Djarum.
Strategi diversifikasi Djarum ini memungkinkan mereka tidak hanya bergantung pada industri rokok. Mereka juga memanfaatkan kekuatan arus kas dari bisnis inti. Ini untuk berinvestasi di sektor-sektor yang sedang tumbuh. Keberhasilan Djarum terletak pada kemampuan mereka merespons perubahan pasar dan dinamika ekonomi dengan adaptasi cepat.
Prajogo Pangestu: Agresif di Sektor Energi dan Properti
Taipan Prajogo Pangestu, kini salah satu orang terkaya di Indonesia, juga menunjukkan manuver akuisisi dan investasi sangat agresif. Fokus utamanya adalah pada sektor energi, khususnya energi terbarukan, serta ekspansi ke sektor properti.
Akuisisi Kilang Shell Singapura ( Akuisisi Konglomerat Indonesia )
Salah satu langkah besar Prajogo Pangestu adalah akuisisi kilang Shell Singapura. Melalui Chandra Asri Group, Prajogo Pangestu dan Glencore resmi mengakuisisi kilang Shell di Singapura pada 2 April 2025. Akuisisi ini melibatkan aset vital di sektor energi. Ini memperkuat komitmen Chandra Asri Group dalam mendukung ketahanan energi Indonesia. Juga untuk memenuhi permintaan produk kilang dan petrokimia yang terus meningkat. Kilang ini akan berperan sebagai pemasok utama bagi kebutuhan industri Chandra Asri.
Penambahan Kepemilikan di Barito Renewables Energy (BREN)
Prajogo Pangestu terus menunjukkan keyakinannya terhadap prospek PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Pada 21 Juli 2025, Prajogo membeli tambahan 3 juta saham BREN. Harganya Rp 7.944 per saham, senilai sekitar Rp 23,8 miliar. Pembelian ini untuk investasi pribadi. Ini menambah kepemilikan langsungnya di BREN menjadi sekitar 138,46 juta saham. Langkah ini menggarisbawahi komitmen Prajogo pada energi terbarukan. Ini juga ambisinya menjadi pemain kunci di sektor ini. Saham BREN sendiri telah mencatat lonjakan signifikan. Ini menjadikannya salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar tertinggi di BEI.
Rencana IPO Anak Usaha Baru
Selain akuisisi, Prajogo Pangestu juga terus mengembangkan gurita bisnisnya melalui IPO (Initial Public Offering) anak usaha baru. Dikabarkan, ada 2 perusahaan baru di bawah kendalinya siap melantai di BEI pada 2025. Ini termasuk PT Griya Idola (sektor properti) dan sebuah perusahaan tambang emas. Ini menunjukkan diversifikasi lebih lanjut ke sektor properti dan pertambangan. Kedua sektor ini punya potensi pertumbuhan besar di Indonesia.
Tren Akuisisi Konglomerat: Mendorong Pertumbuhan dan Diversifikasi Ekonomi ( Akuisisi Konglomerat Indonesia )
Aksi akuisisi dan ekspansi yang dilakukan oleh Grup Astra, Djarum, Prajogo Pangestu, serta konglomerat lainnya (seperti Grup Lippo, MNC, Sinar Mas, hingga Thohir) pada tahun 2024 dan 2025 mencerminkan beberapa tren penting:
- Diversifikasi Portofolio: Konglomerat kini tidak hanya fokus pada satu atau dua sektor. Mereka menyebarkan investasi ke berbagai bidang. Ini untuk mengurangi risiko dan mencari sumber pendapatan baru.
- Pemanfaatan Arus Kas: Perusahaan-perusahaan ini punya arus kas kuat dari bisnis inti. Ini digunakan untuk mendanai ekspansi dan akuisisi.
- Optimisme Ekonomi: Geliat akuisisi ini juga menunjukkan keyakinan para konglomerat. Mereka percaya pada prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini terlihat pasca-pandemi dan di tengah stabilitas politik.
- Infrastruktur dan Digitalisasi: Sektor-sektor terkait infrastruktur (logistik, menara telekomunikasi) dan digitalisasi (e-commerce, data center) jadi target menarik. Ini karena pertumbuhan pesat di era digital.
- Energi Terbarukan: Komitmen terhadap keberlanjutan juga terlihat. Ini dari investasi di sektor energi terbarukan. Ini sejalan dengan agenda global untuk transisi energi.

Aksi-aksi korporasi ini tidak hanya penting bagi internal grup-grup tersebut. Mereka juga punya dampak signifikan terhadap pasar modal dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Ini menunjukkan dinamisme dan daya tarik investasi di Indonesia.
Menurut Anda, sektor mana lagi yang akan menjadi target akuisisi berikutnya bagi para konglomerat ini?